Hey tuan yang sedang terbaring dan katanya
lemas tak berdaya ! :)
Tuan, masih ingatkah saat terakhir kali
pertemuan kita di malam itu?
Lengkungan di bibirmu itu memang lebar, tetapi matamu berkata lain, Tuan.
Sepanjang perjalanan pun raut wajah mu
terlihat sangat lelah dan tak bersahabat.
Maaf tuan, karena tak menanyakan kabarmu di
malam itu, hanya ucapan “terimakasih”
dan “hati-hati”
yang keluar dari mulut ini :) .
Tuan, sedari dulu kita sama-sama tahu, bahkan sampai pada malam itu pun kita
sama-sama tahu walaupun hening.
Tetapi betapa bodohnya Tuan yang menyembunyikan
bangkai itu, hingga aku pun sudah mencium baunya sedari awal.
Tuan, hal ini telah kita janjikan sedari
awal masa pertemanan kita yang katanya akan baik-baik saja setelah status itu.
Entah hal apa yang membuat Tuan berani
mengingkarinya, hingga bangkai itu sudah terlalu busuk untuk dibuang.
Tuan, kekecewaan ini bukan yang pertama
kalinya.
Tapi aku janji, Tuan, ini yang terakhir !! :)
Maaf telah membuatmu menunggu dan berlelah
untukku.
Maaf telah membuatmu sengaja menjilat
ludahmu.
Dan,
Maaf telah membuat pertemanan kita yang katanya akan baik-baik saja ini tidak berjalan dengan semestinya.
Maaf telah membuat pertemanan kita yang katanya akan baik-baik saja ini tidak berjalan dengan semestinya.
Teruntuk Tuan ku yang sedang terbaring,
maaf dan terimakasih :)
Untuk kamu yang bilang bahwa
pertemanan kita akan tetap baik-baik saja.